GESIT (GERAKAN LITERASI TERPADU) SDN KEBONSARI 2 KOTA MALANG
On Maret 31, 2024 with No comments
Gesit (Gerakan Literasi SDN Kebonsari 2 Kota Malang
Gesit adalah akronim dari Gerakan Literasi Terpadu di SDN
Kebonsari 2 Kota Malang. Program ini meliputi kegiatan membaca, menulis
review, mendiskusikan, dan mempresentasikan buku yang dibaca. Kegiatan ini
diharapkan dapat memupuk budaya literasi sehingga meningkatkan kemampuan dan
keterampilan literasi dan berkomunikasi secara efektif.
Literasi tidak terpisahkan dari
dunia pendidikan. Literasi menjadi sarana peserta didik dalam mengenal,
memahami, dan menerapkan ilmu yang didapatkannya di bangku sekolah. Literasi
juga terkait dengan kehidupan peserta didik, baik di rumah maupun di lingkungan
sekitarnya.
Hal ini sesuai dengan nilai Ki Hajar Dewantara yang menekankan pendidikan holistik,
membebaskan anak, dan berpusat pada kehidupan nyata. Literasi memperkaya
pembentukan karakter, memberdayakan anak-anak, dan memfasilitasi akses
pengetahuan. Ki Hajar Dewantara memandang literasi sebagai alat untuk
pembebasan dan pengembangan individu yang mandiri sesuai dengan prinsip
pendidikan yang inklusif dan progresif.
Hal yang melatarbelakangi program ini adalah
1. Rendahnya minat baca murid
2. Kurangnya bimbingan membaca dan
menulis untuk murid
3. Berdasarkan survei PISA 2019, Indonesia menempati
ranking 62 dari 70 negara berkaitan dengan tingkat literasi
4. Kurangnya kemampuan menulis pada
siswa
Tujuan program Gesit
- Meningkatkan
kemampuan membaca dan menulis
- Memperluas
kosakata dan pengetahuan
- Meningkatkan
keterampilan berpikir kritis
- Memfasilitasi
kreativitas dan ekspresi diri
- Membangun
kepercayaan diri
- Menghubungkan
literasi dengan disiplin lain
- menerbitkan
buku bersama
Teori Pendukung
Berikut adalah beberapa alasan
pentingnya gerakan literasi berdasarkan teori-teori pendidikan utama, serta
penjelasan mengenai tujuan pendidikan literasi:
1. Teori Pengembangan Kognitif Piaget
Di sekolah dasar, anak-anak berada
dalam tahap operasi konkret, di mana mereka mulai memahami konsep-konsep
abstrak secara lebih baik. Pembelajaran literasi membantu dalam pengembangan
kemampuan berpikir kritis, mengorganisir informasi, dan memecahkan masalah,
yang merupakan aspek penting dari tahap operasi konkret.
2. Teori
Konstruktivisme Vygotsky
Vygotsky menekankan peran penting
interaksi sosial dan lingkungan dalam pembelajaran. Gerakan literasi di sekolah
dasar menciptakan lingkungan belajar yang kaya akan stimulasi untuk membaca dan
menulis. Melalui interaksi dengan guru dan teman sebaya, anak-anak dapat
mengembangkan keterampilan literasi mereka.
3. Teori
Behaviorisme Skinner
Skinner menekankan pentingnya
penguatan positif dalam membentuk perilaku. Gerakan literasi di sekolah dasar
memanfaatkan prinsip ini dengan memberikan penguatan positif seperti pujian dan
penghargaan kepada siswa yang menunjukkan kemajuan dalam membaca dan menulis.
4. Teori Sosial Kognitif Bandura
Menurut Bandura, pembelajaran juga
dipengaruhi oleh observasi dan model yang diberikan oleh orang lain. Gerakan
literasi di sekolah dasar mencakup pembelajaran melalui pengamatan dan modeling
dari guru maupun teman sebaya. Tujuan pendidikan literasi adalah untuk
menyediakan model peran yang positif dan mendorong identifikasi siswa dengan
pembaca dan penulis yang sukses, sehingga mereka merasa termotivasi untuk
meniru perilaku membaca dan menulis yang efektif.
5. Teori Sosio-Kultural Vygotsky
Vygotsky menekankan pentingnya
konteks sosial dalam pembelajaran. Gerakan literasi di sekolah dasar harus
memperhitungkan latar belakang budaya dan lingkungan sosial siswa. Tujuan
pendidikan literasi adalah untuk menyediakan akses ke beragam materi bacaan
yang mencerminkan berbagai pengalaman dan perspektif budaya, serta untuk
membantu siswa membuat koneksi antara pengalaman mereka sendiri dengan isi
bahan bacaan.
Kemmapuan membaca murid berbeda-beda. Karena itu kami
menggolongkannya menjadi 3 bagian
1. Rak buku digital untuk kelas 1 dan 2
SD
Buku pada rak ini adalah buku dengan banyak gambar, jumlah kata terbatas, dan didesain warna-warna agar murid senang membaca.
2. Rak buku digital untuk kelas 3 dan 4
SD
Buku pada rak ini memiliki komposisi 50:50 (50% gambar dan 50% tulisan), jumlah kata disesuaikan dengan usia murid, dan didesain warna-warna agar murid senang membaca.
3. Rak buku digital untuk kelas 5 dan 6
SD
Buku pada rak ini memiliki komposisi 70:30 (70% tulisan dan 30% gambar), jumlah kata disesuaikan dengan usia murid, dan didesain warna-warna agar murid senang membaca.
4. Rak buku tentang Malang Raya
Buku pada rak ini ditulis/copy writing oleh guru SDN Kebonsari 2.