Sekolah merupakan tempat di mana anak-anak menghabiskan sebagian besar waktu mereka untuk belajar, bersosialisasi, dan mengembangkan potensi diri. Oleh karena itu, menciptakan sekolah yang ramah anak sangat penting agar proses pendidikan tidak hanya berfokus pada hasil akademik, tetapi juga pada kesejahteraan, keamanan, dan kenyamanan anak. Sekolah ramah anak adalah konsep yang menempatkan hak-hak anak sebagai prioritas utama, sehingga mereka dapat belajar dan berkembang dalam lingkungan yang mendukung dan melindungi.
1. Apa Itu Sekolah Ramah Anak?
Sekolah ramah anak adalah sekolah yang memberikan perhatian lebih pada hak-hak anak, termasuk hak untuk mendapatkan pendidikan berkualitas, rasa aman, perlindungan dari kekerasan, serta kesempatan untuk berpartisipasi secara aktif dalam pembelajaran. Konsep ini menekankan pentingnya menciptakan lingkungan yang aman secara fisik, emosional, dan psikologis. Sekolah yang ramah anak juga memastikan bahwa setiap anak, tanpa terkecuali, mendapatkan perlakuan yang setara, tanpa diskriminasi berdasarkan gender, latar belakang sosial, atau kemampuan fisik.
2. Ciri-Ciri Sekolah Ramah Anak
👉Lingkungan Aman dan Bebas Kekerasan: Sekolah ramah anak memastikan bahwa anak terlindungi dari berbagai bentuk kekerasan, baik fisik, verbal, maupun psikologis. Guru dan staf sekolah dilatih untuk mengenali dan mencegah terjadinya tindakan bullying atau pelecehan yang dapat merugikan anak-anak.
👉Menghargai Partisipasi Anak: Anak-anak diberi kesempatan untuk berpartisipasi aktif dalam pengambilan keputusan, terutama yang berkaitan dengan kegiatan sekolah dan lingkungan belajar. Pendapat dan suara anak dihargai, sehingga mereka merasa memiliki peran penting dalam komunitas sekolah.
👉Penghargaan Terhadap Perbedaan: Sekolah ramah anak mengajarkan siswa untuk menghargai perbedaan, baik perbedaan dalam hal budaya, agama, maupun kemampuan. Ini menciptakan lingkungan yang inklusif di mana setiap anak merasa diterima dan dihormati.
👉Pembelajaran yang Menyenangkan dan Partisipatif: Guru di sekolah ramah anak menggunakan metode pembelajaran yang kreatif dan menyenangkan, sehingga siswa tidak hanya belajar untuk mendapatkan nilai, tetapi juga menikmati proses belajar. Pendekatan yang partisipatif membantu anak-anak mengembangkan rasa percaya diri dan keterampilan sosial.
👉Fasilitas yang Memadai: Sekolah ramah anak dilengkapi dengan fasilitas yang memadai untuk mendukung kegiatan belajar mengajar. Hal ini termasuk ruang kelas yang aman dan nyaman, sarana sanitasi yang bersih, serta ruang bermain yang cukup untuk anak-anak berekreasi.
3. Manfaat Sekolah Ramah Anak
Menerapkan konsep sekolah ramah anak membawa banyak manfaat, baik bagi siswa, guru, maupun seluruh komunitas sekolah. Bagi siswa, mereka akan merasa lebih nyaman dan aman di lingkungan sekolah. Rasa aman ini sangat penting agar mereka bisa fokus dalam belajar dan mengembangkan potensi diri. Dengan suasana yang positif, siswa juga lebih bersemangat untuk datang ke sekolah dan belajar.
Selain itu, sekolah ramah anak membantu membentuk karakter siswa yang lebih baik. Mereka belajar untuk menghargai orang lain, menjadi lebih empati, dan mampu bekerja sama dalam lingkungan yang beragam. Di sisi lain, guru juga mendapatkan manfaat karena bekerja dalam suasana yang lebih mendukung dan kondusif, sehingga interaksi antara guru dan siswa menjadi lebih harmonis.
4. Langkah Menuju Sekolah Ramah Anak
Untuk mewujudkan sekolah ramah anak, semua pihak di sekolah harus bekerja sama, termasuk guru, kepala sekolah, siswa, orang tua, serta masyarakat sekitar. Beberapa langkah yang dapat dilakukan antara lain:
👍Pelatihan Guru dan Staf: Memberikan pelatihan kepada guru dan staf sekolah tentang pentingnya hak-hak anak dan cara menciptakan lingkungan belajar yang ramah anak.
👍Sosialisasi kepada Orang Tua: Melibatkan orang tua dalam proses pendidikan dan memberikan sosialisasi tentang pentingnya dukungan keluarga dalam menciptakan lingkungan yang ramah anak.
👍Keterlibatan Anak dalam Pengambilan Keputusan: Memberi ruang bagi anak untuk ikut serta dalam perencanaan kegiatan sekolah dan memberikan masukan tentang hal-hal yang mempengaruhi kesejahteraan mereka.
Kesimpulan
Sekolah ramah anak adalah model pendidikan yang menempatkan kesejahteraan, keamanan, dan hak-hak anak sebagai prioritas utama. Dengan mencip akan lingkungan yang aman, nyaman, dan mendukung, siswa tidak hanya dapat mencapai prestasi akademis, tetapi juga tumbuh menjadi individu yang sehat secara emosional dan sosial. Sebagai guru, peran kita sangat penting dalam mewujudkan sekolah yang ramah anak dan memastikan setiap siswa merasa diterima, dihargai, dan dilindungi.
SI GELIS (Semarak Inovasi Gerakan Literasi Sekolah) SDN Kebonsari 2 Kota Malang
Program Si Gelis ini meliputi kegiatan membaca, menulis
review, mendiskusikan, dan mempresentasikan buku yang dibaca. Kegiatan ini
diharapkan dapat memupuk budaya literasi sehingga meningkatkan kemampuan dan
keterampilan literasi dan berkomunikasi secara efektif.
Literasi tidak terpisahkan dari
dunia pendidikan. Literasi menjadi sarana peserta didik dalam mengenal,
memahami, dan menerapkan ilmu yang didapatkannya di bangku sekolah. Literasi
juga terkait dengan kehidupan peserta didik, baik di rumah maupun di lingkungan
sekitarnya.
Hal ini sesuai dengan nilai Ki Hajar Dewantara yang menekankan pendidikan holistik,
membebaskan anak, dan berpusat pada kehidupan nyata. Literasi memperkaya
pembentukan karakter, memberdayakan anak-anak, dan memfasilitasi akses
pengetahuan. Ki Hajar Dewantara memandang literasi sebagai alat untuk
pembebasan dan pengembangan individu yang mandiri sesuai dengan prinsip
pendidikan yang inklusif dan progresif.
Hal yang melatarbelakangi program
ini adalah
1.Rendahnya minat baca murid
2.Kurangnya bimbingan membaca dan
menulis untuk murid
3.Berdasarkan survei PISA 2019, Indonesia menempati
ranking 62 dari 70 negara berkaitan dengan tingkat literasi
4.Kurangnya kemampuan menulis pada
siswa
Tujuan program Si Gelis
Meningkatkan
kemampuan membaca dan menulis
Memperluas
kosakata dan pengetahuan
Meningkatkan
keterampilan berpikir kritis
Memfasilitasi
kreativitas dan ekspresi diri
Membangun
kepercayaan diri
Menghubungkan
literasi dengan disiplin lain
menerbitkan
buku bersama
Teori Pendukung
Berikut adalah beberapa alasan
pentingnya gerakan literasi berdasarkan teori-teori pendidikan utama, serta
penjelasan mengenai tujuan pendidikan literasi:
1. Teori
Pengembangan Kognitif Piaget
Di sekolah dasar, anak-anak berada
dalam tahap operasi konkret, di mana mereka mulai memahami konsep-konsep
abstrak secara lebih baik. Pembelajaran literasi membantu dalam pengembangan
kemampuan berpikir kritis, mengorganisir informasi, dan memecahkan masalah,
yang merupakan aspek penting dari tahap operasi konkret.
2. Teori
Konstruktivisme Vygotsky
Vygotsky menekankan peran penting
interaksi sosial dan lingkungan dalam pembelajaran. Gerakan literasi di sekolah
dasar menciptakan lingkungan belajar yang kaya akan stimulasi untuk membaca dan
menulis. Melalui interaksi dengan guru dan teman sebaya, anak-anak dapat
mengembangkan keterampilan literasi mereka.
3. Teori
Behaviorisme Skinner
Skinner menekankan pentingnya
penguatan positif dalam membentuk perilaku. Gerakan literasi di sekolah dasar
memanfaatkan prinsip ini dengan memberikan penguatan positif seperti pujian dan
penghargaan kepada siswa yang menunjukkan kemajuan dalam membaca dan menulis.
4. Teori
Sosial Kognitif Bandura
Menurut Bandura, pembelajaran juga
dipengaruhi oleh observasi dan model yang diberikan oleh orang lain. Gerakan
literasi di sekolah dasar mencakup pembelajaran melalui pengamatan dan modeling
dari guru maupun teman sebaya. Tujuan pendidikan literasi adalah untuk
menyediakan model peran yang positif dan mendorong identifikasi siswa dengan
pembaca dan penulis yang sukses, sehingga mereka merasa termotivasi untuk
meniru perilaku membaca dan menulis yang efektif.
5. Teori
Sosio-Kultural Vygotsky
Vygotsky menekankan pentingnya
konteks sosial dalam pembelajaran. Gerakan literasi di sekolah dasar harus
memperhitungkan latar belakang budaya dan lingkungan sosial siswa. Tujuan
pendidikan literasi adalah untuk menyediakan akses ke beragam materi bacaan
yang mencerminkan berbagai pengalaman dan perspektif budaya, serta untuk
membantu siswa membuat koneksi antara pengalaman mereka sendiri dengan isi
bahan bacaan.
Kemmapuan membaca murid berbeda-beda. Karena itu kami
menggolongkannya menjadi 3 bagian
1.Rak buku digital untuk kelas 1 dan 2
SD
Buku pada
rak ini adalah buku dengan banyak gambar, jumlah kata terbatas, dan didesain
warna-warna agar murid senang membaca.
2.Rak buku digital untuk kelas 3 dan 4
SD
Buku pada
rak ini memiliki komposisi 50:50 (50% gambar dan 50% tulisan), jumlah kata disesuaikan
dengan usia murid, dan didesain warna-warna agar murid senang membaca.
3.Rak buku digital untuk kelas 5 dan 6
SD
Buku pada
rak ini memiliki komposisi 70:30 (70% tulisan dan 30% gambar), jumlah kata disesuaikan
dengan usia murid, dan didesain warna-warna agar murid senang membaca.
4.Rak buku tentang Malang Raya
Buku pada rak ini ditulis/copy writing oleh guru SDN Kebonsari 2.
Rak buku ini
memperkaya pengetahuan murid terkait Kota Malang
Selain membaca buku, murid juga membuat video read aloud dan
rangkuman dari buku yang mereka baca.
Video review buku dari murid SDN Kebonsari 2 Kota Malang
Review buku Mengenal Arsitektur Tradidionel Indonesia oleh Audia Okta Bellia
Review Buku Mengenal Lebih Dekat Tana Toraja oleh Muhammad Raffaditya Karunia Abyasa
Review Buku Kamal Si Anak Pesisir | Alzam Prawira Ramadhan
Review Buku Sahabat Kecil Dari Pulau Cincin Api | Marsha Wily Evandra
Review Buku Air Mata Hutan Kami | Ibnaty Adeeva Mursani
Video Read Aloud dari murid SDN Kebonsari 2 Kota Malang
Read Aloud Kesabaran Ulat Bulu Oleh Arfan Nabihan Faeyza Jatayundra
Burung Elang yang Tak Kenal Menyerah | Read Aloud oleh Arya Dwi Putra Yusron Alimzuhdi
Kancil Melawan Harimau | Read Aloud oleh Mochamad Abidzar Al Ghifari
Dahsyatnya Jujur | Read Aloud oleh Alaric Laska Cesario Prashananda
alhamdulillah masuk 150 Penulis terbaik dari 1740 Peserta
alhamdulillah masuk 150 Penulis terbaik dari 1740 Peserta
Alhamdulillah murid SDN Kebonsari 2 memiliki buku antologi dari menang lomba
Harapan
dari program literasi meliputi meningkatkan kemampuan membaca dan menulis,
mendorong minat membaca, menurunkan angka buta huruf, meningkatkan prestasi
akademik, mengurangi kesenjangan pendidikan, mendorong pemahaman mendalam,
meningkatkan kemandirian dan kreativitas siswa, serta membangun masyarakat yang
lebih berpengetahuan.
Dengan mencapai tujuan-tujuan ini, program literasi
diharapkan dapat memberikan kontribusi yang signifikan dalam meningkatkan
kualitas pendidikan dan membantu membentuk masyarakat yang lebih maju dan
inklusif secara pengetahuan.